3 Tips Agar Efisien dalam Mendesain
Efisiensi adalah hal yang sangat penting dalam setiap hal. Sebagai insan kreatif, produktifitas dan kualitas pasti menjadi suatu tuntutan yang wajib dipenuhi. Salah satu faktor penunjangnya adalah efisiensi dalam bekerja. Efisiensi dalam hal ini berarti tepat dan sesuai menghasilkan sebuah karya dengan tidak membuang-buang waktu dan tenaga. Nah, berikut adalah 3 tips sederhana yang mungkin dapat membantu kamu agar lebih efisien dalam mendesain. Check it out!
1. Mengenal Proses
Setiap bidang dalam desain grafis adalah unik. Layout, illustrasi, desain logo, advertising, web design, maupun print design memiliki proses yang berbeda satu sama lain. Alangkah pentingnya untuk mengenal masing-masing proses tersebut agar efisiensi kerja bisa tercapai.
Sebagai contoh misalnya, ketika kita ingin mendesain cover majalah bergaya kartun yang ilustratif, maka terlebih dahulu kita harus membuat ilustrasi. Dalam kasus ini kita bisa memulai dengan menggambar sketsa kasar untuk mendapatkan bentuk, kemudian lanjut kepada sketsa bentuk, pewarnaan, shadowing dan highlighting, sampai dengan finishing akhir. Proses-proses seperti ini selain menghemat banyak waktu dan tenaga, juga biasanya akan menghasilkan output yang berkualitas.
2. Kesesuaian Tool
Saat ini, kita mengenal banyak sekali aplikasi grafis yang memungkinkan kita untuk menciptakan beragam bentuk grafis. Mulai dari yang standar sampai dengan professional dan ditujukan untuk keperluan komersil. Kita pun dituntut untuk mampu menyesuaikan pekerjaan dengan aplikasi yang akan dipakai.
Misalnya kita ingin mendesain halaman web. Adobe Illustrator punya fitur-fitur yang memungkinkan kita menghasilkan web page yang menarik. Akan tetapi, karena AI memang tidak dirancang untuk itu, maka proses tersebut akan sangat rumit dan memakan waktu yang cukup lama. Pilihan yang tepat tetap jatuh kepada Photoshop. Kesesuaian dalam memilah tool akan membantu meningkatkan efisiensi kerja.
3. Mengorganisir File
Ini mungkin hal yang sederhana, tapi penting. Sebagai desainer, kita biasa bekerja dalam beberapa tahap, mulai dari deal, revisi, finishing, sampai dengan penyerahan file akhir. Tanpa manajemen file dan folder yang baik, kita akan disulitkan oleh ketidak-teraturan file. Hal ini akan sangat menganggu efisiensi kerja. Pengalaman pribadi, saya pernah menghabiskan waktu cukup lama mencari file klien di komputer. Penyebabnya itu tadi, tidak memanage dan menamai file dengan teratur dan terlalu mengandalkan ingatan. :D
1. Mengenal Proses
Setiap bidang dalam desain grafis adalah unik. Layout, illustrasi, desain logo, advertising, web design, maupun print design memiliki proses yang berbeda satu sama lain. Alangkah pentingnya untuk mengenal masing-masing proses tersebut agar efisiensi kerja bisa tercapai.
Sebagai contoh misalnya, ketika kita ingin mendesain cover majalah bergaya kartun yang ilustratif, maka terlebih dahulu kita harus membuat ilustrasi. Dalam kasus ini kita bisa memulai dengan menggambar sketsa kasar untuk mendapatkan bentuk, kemudian lanjut kepada sketsa bentuk, pewarnaan, shadowing dan highlighting, sampai dengan finishing akhir. Proses-proses seperti ini selain menghemat banyak waktu dan tenaga, juga biasanya akan menghasilkan output yang berkualitas.
2. Kesesuaian Tool
Saat ini, kita mengenal banyak sekali aplikasi grafis yang memungkinkan kita untuk menciptakan beragam bentuk grafis. Mulai dari yang standar sampai dengan professional dan ditujukan untuk keperluan komersil. Kita pun dituntut untuk mampu menyesuaikan pekerjaan dengan aplikasi yang akan dipakai.
Misalnya kita ingin mendesain halaman web. Adobe Illustrator punya fitur-fitur yang memungkinkan kita menghasilkan web page yang menarik. Akan tetapi, karena AI memang tidak dirancang untuk itu, maka proses tersebut akan sangat rumit dan memakan waktu yang cukup lama. Pilihan yang tepat tetap jatuh kepada Photoshop. Kesesuaian dalam memilah tool akan membantu meningkatkan efisiensi kerja.
3. Mengorganisir File
Ini mungkin hal yang sederhana, tapi penting. Sebagai desainer, kita biasa bekerja dalam beberapa tahap, mulai dari deal, revisi, finishing, sampai dengan penyerahan file akhir. Tanpa manajemen file dan folder yang baik, kita akan disulitkan oleh ketidak-teraturan file. Hal ini akan sangat menganggu efisiensi kerja. Pengalaman pribadi, saya pernah menghabiskan waktu cukup lama mencari file klien di komputer. Penyebabnya itu tadi, tidak memanage dan menamai file dengan teratur dan terlalu mengandalkan ingatan. :D
5 Tips Meningkatkan skill desain
Desain grafis merupakan sebuah profesi yang sangat menantang, dinamis, dan (yang paling penting) menyenangkan untuk dilakukan. Menjadi desainer grafis tidak semudah yang dibayangkan. Project-nya variatif, butuh mental, ketekunan, fokus, wawasan, bahkan kesabaran yang ekstra tinggi. Bagi kamu yang ingin meningkatkan skill/kemampuan desain kamu di bidang ini, ada beberapa tips yang diharapkan bermanfaat. Tips-tips ini merupakan esensi lahirnya sebuah rancangan grafis yang fungsional dan memiliki kedalaman.
1) Learn the Basic!
Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kualitas desain kamu adalah belajar prinsip-prinsip dasar dalam desain grafis. prinsip-prinsip tersebut adalah fondasi dasar. Jika fondasinya sudah benar, selebihnya akan mengalir dengan sendirinya. Diantara hal-hal dasar yang harus dipelajari adalah mengenal bentuk, tata letak, proporsi, keseimbangan (balance), kesatuan (unity), pengulangan (repetation), maupun teori-teori persepsi seperti gestalt, dll.
Prinsip-prinsip dasar tersebut merupakan hal ilmiah yang ditemukan melalui eksperimen orang-orang terdahulu. Pada desain grafis, prinsip dan pengetahuan dasar menyentuh aspek-aspek vital seperti fungsi dan estetika.
2) Berfokus kepada Tujuan
Karya grafis adalah rancangan yang mengedapankan fungsi/tujuan. Maka penting bagi desainer grafis untuk selalu mengedepankan tercapainya fungsi. Seringkali kebanyakan dari kita terlalu terfokus kepada nilai estetis atau keindahan sehingga lupa kepada fungsi. Sehingga tidak jarang sebuah output karya grafis penuh sesak oleh elemen-elemen yang dianggap bakal membuat karya menjadi lebih estetis/indah, pada saat yang sama elemen-elemen itu malah merusak fungsi utama karya grafis yaitu menyampaikan pesan dan informasi.
3) Manajemen Waktu
Sebuah rancangan yang baik tentu saja butuh waktu untuk diwujudkan. Project desain yang terburu-buru membuat kita melupakan detail-detail kecil yang sangat berpengaruh. Solusi terbaik adalah memberikan deadline yang realistis, kemudian mengedukasi klien melalui proses yang harus dilalui untuk mewujudkan hasil kerja yang maksimal. .
4) Keep It Simple, Stupid! (KISS)
"Keep It Simple, Stupid!" adalah kalimat yang populer dikalangan creative professional. Intinya adalah menekankan pentingnya kesederhanaan dalam sebuah karya, apapun itu. Output yang sederhana akan lebih mudah dimengerti. Ini juga terkait dengan bagaimana membuat karya grafis menjadi fungsional.
5) Mendalami Proses
Setiap bidang desain grafis seperti layout, ilustrasi, dan digital imaging masing-masing membutuhkan proses yang berbeda dalam pengerjaannya. Belajarlah untuk menemukan tehnik dan proses kerja yang baik, baik itu dari desainer senior, di komunitas, buku, internet, dll. Proses yang tepat tidak hanya menjadikan pekerjaan menjadi lebih efisien, tapi juga memberi ruang bagi desainer untuk fokus menjaga kualitas sebuah karya.
That's it.. Mudah-mudahan tips-tips ini bermanfaat untuk mengupgrade kemampuan kamu dibidang desain grafis. Tentu saja tidak ada yang instant disini, pembelajaran tetap butuh proses dan seringkali banyak rintangan. "Hanya yang kuat dan cukup gila yang akan bertahan",
1) Learn the Basic!
Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kualitas desain kamu adalah belajar prinsip-prinsip dasar dalam desain grafis. prinsip-prinsip tersebut adalah fondasi dasar. Jika fondasinya sudah benar, selebihnya akan mengalir dengan sendirinya. Diantara hal-hal dasar yang harus dipelajari adalah mengenal bentuk, tata letak, proporsi, keseimbangan (balance), kesatuan (unity), pengulangan (repetation), maupun teori-teori persepsi seperti gestalt, dll.
Prinsip-prinsip dasar tersebut merupakan hal ilmiah yang ditemukan melalui eksperimen orang-orang terdahulu. Pada desain grafis, prinsip dan pengetahuan dasar menyentuh aspek-aspek vital seperti fungsi dan estetika.
2) Berfokus kepada Tujuan
Karya grafis adalah rancangan yang mengedapankan fungsi/tujuan. Maka penting bagi desainer grafis untuk selalu mengedepankan tercapainya fungsi. Seringkali kebanyakan dari kita terlalu terfokus kepada nilai estetis atau keindahan sehingga lupa kepada fungsi. Sehingga tidak jarang sebuah output karya grafis penuh sesak oleh elemen-elemen yang dianggap bakal membuat karya menjadi lebih estetis/indah, pada saat yang sama elemen-elemen itu malah merusak fungsi utama karya grafis yaitu menyampaikan pesan dan informasi.
3) Manajemen Waktu
Sebuah rancangan yang baik tentu saja butuh waktu untuk diwujudkan. Project desain yang terburu-buru membuat kita melupakan detail-detail kecil yang sangat berpengaruh. Solusi terbaik adalah memberikan deadline yang realistis, kemudian mengedukasi klien melalui proses yang harus dilalui untuk mewujudkan hasil kerja yang maksimal. .
4) Keep It Simple, Stupid! (KISS)
"Keep It Simple, Stupid!" adalah kalimat yang populer dikalangan creative professional. Intinya adalah menekankan pentingnya kesederhanaan dalam sebuah karya, apapun itu. Output yang sederhana akan lebih mudah dimengerti. Ini juga terkait dengan bagaimana membuat karya grafis menjadi fungsional.
5) Mendalami Proses
Setiap bidang desain grafis seperti layout, ilustrasi, dan digital imaging masing-masing membutuhkan proses yang berbeda dalam pengerjaannya. Belajarlah untuk menemukan tehnik dan proses kerja yang baik, baik itu dari desainer senior, di komunitas, buku, internet, dll. Proses yang tepat tidak hanya menjadikan pekerjaan menjadi lebih efisien, tapi juga memberi ruang bagi desainer untuk fokus menjaga kualitas sebuah karya.
That's it.. Mudah-mudahan tips-tips ini bermanfaat untuk mengupgrade kemampuan kamu dibidang desain grafis. Tentu saja tidak ada yang instant disini, pembelajaran tetap butuh proses dan seringkali banyak rintangan. "Hanya yang kuat dan cukup gila yang akan bertahan",